Kebanyakan anak sangat tergoda dengan makanan yang berwarna mencolok atau bentuknya menarik, tapi ternyata makanan tersebut tidak aman. Lalu bagaimana memilih makanan dan jajanan yang sehat?
Di Indonesia, pada umumnya setiap makanan dapat dengan leluasa beredar dan dijual tanpa harus terlebih dahulu melalui kontrol kualitas dan kontrol keselamatan.
Hal ini membuat masih lebih 70 persen makanan yang dijual dihasilkan oleh produsen yang masih tradisional, yang dalam proses produksinya kebanyakan masih jauh dari persyaratan kesehatan dan keselamatan, sehingga kasus keracunan makanan semakin meningkat.
"Jangan fasilitasi anak untuk bisa membeli jajanan-jajanan yang tidak sehat. Kadang perlu 'kejam' ke anak demi kepentingan anak," jelas Ir Chandra Irawan, MSi, pakar kimia pangan dan gizi dari Akademi Kimia Analis Bogor, dalam acara Temu Media Yupi Mendukung Gerakan Menuju Pangan Jajanan Sehat Anak Sekolah di Tartine Cafe, fX Senayan, Jakarta, Selasa (1/3/2011).
Berikut beberapa tips aman memilih makanan yang diberikan oleh Ir Chandra:
1. Amati warnanya, mencolok atau tidak
Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman.
2. Cicipi rasanya
Biasanya lidah cukup jeli untuk membedakan mana makanan yang aman atau tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misal sangat gurih, membuat lidah bergetar dan tenggorakan gatal.
3. Baui aromanya
Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
4. Amati komposisinya
Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang bahaya dan bisa merusak kesehatan.
5. Perhatikan kualitasnya
Perhatikan kualitas makanan, apakah masih segar atau sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur menandakan proses tidak berjalan dengan baik atau sudah kadaluarsa.
6. Terdaftar di BPOM
Bila hendak membeli makanan impor, usahakan produknya telah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), yang bisa dicermati dalam label yang tertera di kemasannya.
"Ingat juga kriteria aman itu bervariasi. Aman bagi satu orang belum tentu aman bagi yang lainnya," jelas Ir Chandra.
Menurut Ir Chandra, bisa saja pada anak tertentu bahan pengawet menimbulkan reaksi alergi. Contohnya pengawet Kalsium Benzoat pada produk minuman ringan yang amat digandrungi anak-anak.
"Bagi anak-anak yang sehat mungkin tidak berdampak apa-apa, tapi bagi anak-anak yang menderita asma kandungan bahan pengawet ini bisa membuat asmanya kambuh," lanjut Ir Chandra.
Ir Chandra juga memberikan beberapa tips untuk memilih makanan yang mengandung boraks, yaitu:
1. Mie basah mengandung boraks
Teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket dan tidak mudah putus.
2. Bakso mengandung boraks
Teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.
3. Jajanan (lontong) mengandung boraks
Teksturnya sangat kenyal, berasa tajam seperti sangat gurih, membuat lidah bergetar dan memberi rasa getir.
4. Kerupuk mengandung boraks
Teksturnya renyah dan menimbulkan rasa getir.
Sedangkan makanan yang mengandung formalin memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mie basah
Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius). Tidak lengket dan lebih mengkilap dibandingkan mie biasa.
2. Tahu
Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar dan bisa bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es. Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat.
3. Ikan berformalin
Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar. Warna insang merah tua tidak cemerlang bukan merah segar dan warna daging putih bersih.
4. Ikan asin
Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar. Bersih cerah dan tidak berbau seperti ikan asin. Tidak dihinggapi lalat pada area yang banyak berlalat.
5. Bakso
Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar dan teksturnya sangat kenyal.
6. Ayam
Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar dan teksturnya sangat kencang.
Di Indonesia, pada umumnya setiap makanan dapat dengan leluasa beredar dan dijual tanpa harus terlebih dahulu melalui kontrol kualitas dan kontrol keselamatan.
Hal ini membuat masih lebih 70 persen makanan yang dijual dihasilkan oleh produsen yang masih tradisional, yang dalam proses produksinya kebanyakan masih jauh dari persyaratan kesehatan dan keselamatan, sehingga kasus keracunan makanan semakin meningkat.
"Jangan fasilitasi anak untuk bisa membeli jajanan-jajanan yang tidak sehat. Kadang perlu 'kejam' ke anak demi kepentingan anak," jelas Ir Chandra Irawan, MSi, pakar kimia pangan dan gizi dari Akademi Kimia Analis Bogor, dalam acara Temu Media Yupi Mendukung Gerakan Menuju Pangan Jajanan Sehat Anak Sekolah di Tartine Cafe, fX Senayan, Jakarta, Selasa (1/3/2011).
Berikut beberapa tips aman memilih makanan yang diberikan oleh Ir Chandra:
1. Amati warnanya, mencolok atau tidak
Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman.
2. Cicipi rasanya
Biasanya lidah cukup jeli untuk membedakan mana makanan yang aman atau tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misal sangat gurih, membuat lidah bergetar dan tenggorakan gatal.
3. Baui aromanya
Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
4. Amati komposisinya
Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang bahaya dan bisa merusak kesehatan.
5. Perhatikan kualitasnya
Perhatikan kualitas makanan, apakah masih segar atau sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur menandakan proses tidak berjalan dengan baik atau sudah kadaluarsa.
6. Terdaftar di BPOM
Bila hendak membeli makanan impor, usahakan produknya telah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), yang bisa dicermati dalam label yang tertera di kemasannya.
"Ingat juga kriteria aman itu bervariasi. Aman bagi satu orang belum tentu aman bagi yang lainnya," jelas Ir Chandra.
Menurut Ir Chandra, bisa saja pada anak tertentu bahan pengawet menimbulkan reaksi alergi. Contohnya pengawet Kalsium Benzoat pada produk minuman ringan yang amat digandrungi anak-anak.
"Bagi anak-anak yang sehat mungkin tidak berdampak apa-apa, tapi bagi anak-anak yang menderita asma kandungan bahan pengawet ini bisa membuat asmanya kambuh," lanjut Ir Chandra.
Ir Chandra juga memberikan beberapa tips untuk memilih makanan yang mengandung boraks, yaitu:
1. Mie basah mengandung boraks
Teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket dan tidak mudah putus.
2. Bakso mengandung boraks
Teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.
3. Jajanan (lontong) mengandung boraks
Teksturnya sangat kenyal, berasa tajam seperti sangat gurih, membuat lidah bergetar dan memberi rasa getir.
4. Kerupuk mengandung boraks
Teksturnya renyah dan menimbulkan rasa getir.
Sedangkan makanan yang mengandung formalin memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mie basah
Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius). Tidak lengket dan lebih mengkilap dibandingkan mie biasa.
2. Tahu
Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar dan bisa bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es. Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat.
3. Ikan berformalin
Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar. Warna insang merah tua tidak cemerlang bukan merah segar dan warna daging putih bersih.
4. Ikan asin
Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar. Bersih cerah dan tidak berbau seperti ikan asin. Tidak dihinggapi lalat pada area yang banyak berlalat.
5. Bakso
Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar dan teksturnya sangat kenyal.
6. Ayam
Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar dan teksturnya sangat kencang.
(Merry Wahyuningsih)
Sumber: detikHealth
0 komentar:
Posting Komentar