Selasa, 06 Desember 2011 By: sanggar bunga padi

Tidak Beragama Lebih Mahal

Ada dua point pokok yang hendak kita renungkan lewat tulisan ini. Pertama, bahwa kita harus beriman dan menyembah Allah Swt sepenuh keyakinan agar tidak merugi dalam kehidupan. Kedua, keyakinan penuh itu sangat perlu dalam kaitan bahwa menjadi betul-betul beragama (to be religious) ternyata ongkosnya lebih murah dibandingkan tidak beragama atau sekadar mempunyai agama (to have a religion). Sebuah kata bijak menyatakan, "agama atau beragama membutuhkan biaya, tidak beragama membutuhkan biaya lebih besar lagi."

Dalam kehidupan kita yang kian sulit, niscaya menjadi ujian bagi keimanan kita masing-masing dan keimanan masyarakat luas pada umumnya. Jika dalam Al Qur'an Allah Swt menyuruh kaum muslim untuk berislam secara totalitas, tidak setengah-setengah, nyatanya tidak semua mau melaksanakannya. Dalam Qs. Al Hajj ayat 11-13 dituliskan firman Allah swt. "Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah swt. dengan berada di tepi (tidak dengan penuh keyakinan), maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh sesuatu bencana, berbaliklah ia ke belakang (kembali kafir). Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Ia menyeru selain Allah swt. Sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya mudharatnya lebih dekat, daripada manfaatnya. Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat penolong dan sejahat-jahat kawan."

Firman Allah ini mengecam orang-orang yang mengaku beriman namun tidak meresap di dalam hatinya dan selama itu pula ia tidak menambah pengetahuannya tentang agama dan memperdalam keimanannya. Ia mencukupkan diri sebagai orang Islam marginal, orang yang beragama secara pinggiran. Hal itu bisa terjadi lantaran merasa terlalu sibuk dengan urusan dunia, atau takut dianggap sebagai umat Islam yang militan. Seperti firman Allah swt. tadi, "mereka tetap dalam keadaan begitu selama memperoleh kebaikan, selama memperoleh keuntungan." Kebaikan atau keuntungan di sini bersifat duniawi.

Sementara keimannannya tidak maju-maju, jika ditimpa bencana, ia akan mudah berbalik menjadi kafir. Ia merasa Allah swt tidak memperhatikannya. Maka ia lari ke dukun-dukun atau kepada hal-hal supranatural yang dianggapnya mujarab menyelesaikan kesulitan hidupnya. Banyak orang yang demikian bukan saja menjadi sesat hidupnya, bahkan hanya menjadi bulan-bulanan dukun yang didatanginya. Karena "yang diserunya (selain Allah swt.) itu adalah sejahat-sejahat penolong dan sejahat-jahat kawan."

Point kedua tulisan ini bahwa tidak beragama membutuhkan biaya lebih mahal dibanding orang yang beragama, dapat dengan mudah dibaca dalam kasus di muka. Yakni orang-orang yang karena beragama secara marginal atau bahkan tidak beragama sama sekali (atheis) maka ia menanggung ongkos yang besar dalam hidupnya. Berupa kegelisahan jiwa (batin), kehampaan makna dalam kehidupannya. Mereka mudah ditipu oleh dukun-dukun palsu, iming-iming hadiah yang tidak masuk akal dengan lebih dahulu menyetor uang lumayan mahal, atau tergelincir ke tindak asusila dan penyalagunaan obat terlarang.

Jika hal itu sudah terjadi, maka biaya yang dikeluarkan akan sangat mahal. Penyalagunaan NAZA yang telah melanda segala usia baik di kota maupun di desa, sangat memprihatinkan kita. Apa yang terjadi kemudian adalah: kehidupan yang meminta ongkos sangat mahal. Bukan saja ongkos sosial dengan rusaknya tatanan pergaulan, juga ongkos meterial dengan berhamburnya uang jutaan rupiah guna memenuhi ketergantungan pada narkoba itu.Untuk menyembuhkannya -- jika sadar kelak -- juga sangat mahal dan melelahkan lahir batin. Inilah gambaran betapa bahaya dan mahalnya sebuah kehidupan tanpa agama atau ketika agama sekedar dipakai sebagai identitas statistik. Padahal jika seseorang mau beragama secara benar dan konsekuen, ia bisa hidup lebih tenteram.

Untuk mengobati kegundahan hati, kita bisa berzikir dan berdo'a kepada Allah swt, tanpa keluar biaya. Gratis. Untuk mempertebal keimanan, kita membaca Al Qur'an. Gratis. Untuk berobat, kita bisa membaca Basmalah atau surat Al Fatihah, sembari berupaya secara medis. Gampang dilihat, orang-orang yang hidup dalam tuntunan agama secara benar akan merasakan hidup yang lebih tenang, tidak mudah panik dan merespon perubahan secara wajar. Maka sungguh benar Allah swt, yang menyuruh kita mengamalkan Islam secara totalitas, tidak setengah-setengah, tidak marginal. Salah satu sisi buruk kehidupan manusia adalah: serigkali ia mengerjakan apa yang ia tidak mengerti.

Semoga dengan berpuasa Ramadhan pada tahun ini kita benar-benar dapat beragama secara lebih baik, lebih mendalam sehingga mendapatkan kebahagaiaan dalam hidup. Nafsu-nafsu yang dapat menjerumuskan kita ke lobang kehancuran dapat kita singkirkan seiring kemampuan kita menahan pemenuhan kebutuhan fisik berupa makan, minum dan hasrat seksual di siang hari. Allahu a’lam. (Zainul Arifin)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...