Minggu, 12 Desember 2010 By: sanggar bunga padi

Petualangan Lulu

Cerita Oleh: Wahyu Setyarini

Lulu adalah seekor ular kecil yang tinggal di liang sebuah sungai. Lulu kecil adalah ular yang selalu ingin tahu, dia sering pergi bertualang keluar jauh dari liangnya. Dan, yang membuat ibu Lulu bersedih adalah Lulu sering pergi tanpa pamit kepada ibunya. Terkadang sang ibu harus mencari Lulu kemana-mana, karena kebiasan buruk Lulu ini. Sebenarnya Lulu adalah ular yang cerdik, tetapi kadangkala rasa ingin tahunya yang besar sering membuat Lulu bertindak tanpa pemikiran yang matang,dan sering membahayakan dirinya sendiri.

Kecerdikan Lulu ini sudah diketahui banyak binatang di sekitar sungai tempat tinggal Lulu. Hal ini membuat Lulu besar kepala. Sehingga Lulu yang tadinya adalah ular kecil yang disayangi semua binatang di sekitar sungai, menjadi ular yang dijauhi teman-temannya.

Suatu pagi, seperti kebiasaan yang sering dilakukannya, Lulu berkelana jauh menyusuri hulu sungai tempat tinggalnya tanpa pamit kepada ibunya. Hal ini dilakukan Lulu karena beberapa hari yang lalu Lulu pergi tanpa pamit, dan secara kebetulan, bertemu dengan pencari ular. Untung saja Lulu adalah ular kecil yang sekalipun kulitnya indah tetapi tidak menarik perhatian pemburu ular. Saat ibunya tahu, ibunya marah besar yang sebenarnya karena khawatir akan keselamatan Lulu.

”Mulai hari ini ibu tidak mengijinkanmu pergi Lulu, karena masih banyak yang harus kamu ketahui tentang dunia luar, harus banyak belajar. Kalau kamu pergi tanpa pamit, bagaimana ibu akan tahu, dan mendampingimu Lulu," tegurnya.
Lulu cemberut. “Tapi, Bu, bukankah aku adalah ular yang pandai. Semua juga tahu kalau aku pandai dan sering bisa menyelesaikan masalahku tanpa bantuan ibu.

Ibunya mendesah, “Lulu, tidak hanya butuh kecerdikan untuk hidup di luar sana, tetapi juga pengalaman. Sudahlah, sekarang kamu istirahat, dan camkan baik-baik pesan ibu.Jangan pergi tanpa pamit.”

Namun kepatuhan Lulu hanya berlangsung beberapa hari saja. Seperti pagi ini, Lulu mulai lagi kebiasaaanya. Lulu pergi jauh dari sarangnya ke arah hulu. Tak berapa lama, Lulu bertemu dengan seekor katak kecil gemuk, yang tubuhnya dua kali lebih besar dari kepala Lulu. Melihat tubuh katak itu, air liur Lulu keluar.”Pucuk dicinta ulam tiba.Kebetulan aku sudah lapar,” batinnya.

Lulu pun merayap ketepi sungai, mendekati katak itu perlahan-lahan.

“Ah....katak itu pasti sulit bergerak karena badannya yang gemuk, jadi aku tidak perlu susah payah.”Agaknya anggapan Lulu tidak sepenuhnya benar. Katak itu mengetahui keberadaan Lulu, diapun melompat menjauh. “Hmmmmm.... mau bertingkah rupanya kau katak gendut”

Dengan terengah-engah katak melompat menjauh sambil berteriak “ Hai, pikir dulu dong kalau mau menelanku hidup-hidup. Kau pikir mulutmu bisa menelan badanku?”
“Dasar katak bodoh, memangnya kamu tidak tahu ya kalau aku bisa menelanmu dengan mudah. Semua juga tahu kalau mulut ular dapat menelan apapun yang dia mau bulat-bulat tanpa dikunyah.” Katak kecil, karena tubuhnya yang gendut sehingga menyulitkannya bergerak lama-lama kehabisan tenaga. Lulupun berhasil menangkapnya.

“Hmmm.... hmmmm....” Lulu gembira sekali. Dan karena hari itu terik, Lulu merayap mencari tempat berteduh, sambil menghabiskan makan siangnya.

Kebetulan tak jauh dari tempat Lulu, ada sebuah liang kecil. “Benar-benar pucuk dicinta ulampun tiba. Hari ini memang hari keberuntunganku,” batin Lulu. Lulu pun berusaha masuk ke liang tersebut, karena liang itu kecil, maka sulit bagi mulut Lulu yang mulutnya masih belum berhasil menelan katak gendut.

“Barangkali lebih baik ekorku dulu yang masuk ke liang ini,” batin Lulu sambil berusaha memasukkan ekornya ke luang itu.

Lulu terus berusaha masuk ke liang sambil berusaha menelan katak. Karena liang itu tidak sesuai dengan besar mulut Lulu yang masih menggigit katak dimulutnya, Lulu tidak bisa masuk, akan tetapi juga tidak bisa keluar liang karena kepalanya terlanjur tergencet liang yang keras karena musim kemarau.

Berapa waktu berlalu, lama-lama Lulu kehabisan tenaga. Dia teringat ibunya dan sangat menyesal mengapa tidak mengikuti nasehat ibunya. Andaikan Lulu mendengarkan nasehat ibu untuk berhati-hati dan berfikir sebelum bertindak, maka hal ini tidak terjadi.

Tetapi sesal kemudian tak berguna. Kelelahan yang sangat dan matahari yang terik sangat menguras tenaga Lulu. Tinggallah Lulu dengan bayang-bayang ibunya di pelupuk matanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...