Kabupaten Kulonprogo diwacanakan untuk menjadi pusat kota baru atau dalam istilahnya satelit baru. Wacana tersebut muncul menyusul adanya fakta pertumbuhan penduduk yang masih terkonsentrasi pada wilayah aglomerasi perkotaan saja seperti Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta.
Kepala Pusat Kajian Perumahan dan Permukiman (Pusperkim) UGM Prof Dr Budi Prayitno Eng mengungkapkan, akibat tidak adanya pemerataan populasi penduduk, tingkat kepadatan penduduk di Yogyakarta menjadi sangat tinggi. Sehingga agar pertambahan penduduk tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, perlu dibuat pusat-pusat pertumbuhan baru.
"Kepadatan di Yogyakarta sendiri sampai saat ini telah mencapai 14.059 jiwa per kilometer persegi. Sehingga perlu adanya pemerataan agar kepadatan tidak terkonsentrasi di titik tertentu. Penataan ruang tidak hanya berhenti pada space atau ruangnya saja, tapi juga perlu mempertimbangkan daya dukung," ujarnya di sela workshop dan deklarasi 'Menuju Yogya Propinsi Hijau' di Graha Sarina Vidi.
Menurutnya, pemerataan polulasi penting dilakukan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan. Terlebih jika bangunan-bangunan rumah penduduk, hotel, perkantoran dan lainnya dibiarkan terkonsentrasi di satu tempat, maka otomatis eksploitasi air dalam akan terjadi. Sementara wilayah pesisir seperti Kulonprogo belum termanfaatkan secara optimal.
"Meski masih dalam bentuk wacana atau perencanaan awal, diharapkan Kulonprogo nantinya akan menjadi satelit baru. Jika selama ini pertumbuhannya hanya di Yogya Sleman dan Bantul kemungkinan akan kita geser menjadi bentuk L (Sleman, Kota, Bantul, Kulonprogo). Sehingga Kulonprogo juga akan berkembang," katanya.
Dijelaskan, rencana menjadikan Kulonprogo sebagai satelit baru sebenarnya sudah dimulai dengan dibangunnya pusat-pusat industri. Bahkan pemerintah merencanakan pembangunan bandara dan pelabuhan.
"Dengan dibangunnya sentra industri, nantinya pasti akan berdampak pada pertumbuhan rumah penduduk, sehingga permukiman juga akan berkembang. Diharapkan populasi penduduk yang selama ini hanya hulu-hilir bisa bergeser menjadi L. Yakni jika Sleman, Kota Yogakarta, Bantul dan Gunungkidul sudah tersambung, maka otomatis Kulonprogo akan ikut terkena dampak," jelasnya.
Ditambahkan, pembangunan wilayah akan dilakukan secara tematik. Misalnya untuk Bantul diarahkan sebagai kota tangguh, pemberdayaan masyarakat, desa wisata dan kerajinannya akan lebih dikembangkan Kota Yogyakarta lebih mengedepankan itensifikasi lahan.
"Selanjutnya Sleman sebagai daerah penyangga resapan air, Gunungkidul sebagai pengembangan sumber daya air serta potensi karst sebagai pengurang emisi CO2. Untuk Kulonprogo diarahkan sebagai satelit baru karena selama ini kan satelit kita ada di Sleman," imbuhnya. (Ran/Mediacenter Kulonprogo)
1 komentar:
mas bro. ane mau share nih. tolong di publish yah.
ada program tukeran link yang menurut ane bagus sih. coba aja agan lihat deh.
makasih buat share info dan komen ane di approve.
oh ya lupa....
ini link info buat tukeran link
http://nusapalapa.com/BACA_INI_JUGA_news_list.html
makasih
Posting Komentar