Selasa, 10 Januari 2012 By: sanggar bunga padi

Pasar Murah

Ahad, 1 Januari 2012 pukul 08.00 wib. Hujan deras yang turun sepanjang malam masih menyisakan gerimis saat Wawan, Agus, Wiwit, Taufiq, Fajar, dan Jaru datang ke Sanggar Bunga Padi sambil mengusung kursi plastik milik KK LPMD Dusun Dobangsan. Memang, sesuai pembagian kerja pengurus anak Sanggar pada musyawarah satu minggu sebelumnya, anak sanggar laki-laki yang sudah gede diberi tanggung jawab untuk menyiapkan keperluan perlengkapan acara pasar murah.
Tidak sampai 30 menit persiapan tempat pasar murah pun berhasil ditata oleh mereka. Meja dan kursi sudah berjajar rapi. Paket sembako dan pakaian pantas pakai juga sudah nangkring di atas meja. Saya sempat geleng-geleng kepala melihat mereka bekerja mempersiapkan tempat yang begitu cepat ini. Terlebih usia mereka baru 10 tahun sampai 14 tahun. Tampaknya mereka sangat paham dengan tugas yang diberikan kepada mereka. "Ah, ternyata anak-anakpun jika diberi kepercayaan juga dapat mengemban kepercayaan itu dengan baik," batinku.

Bagiku, peristiwa ini merupakan pelajaran yang sangat berharga. Setiap orang -- termasuk anak-anak -- akan mampu melaksanakan tugas dan kepercayaan yang diberikan kepadanya apabila mereka diberi kepercayaan penuh untuk melakukannya. Bagi mereka, barangkali hal ini menjadi perwujudan dari upaya menunjukkan eksistensi diri, tidak hanya bagi komunitasnya namun juga kepada khalayak umum. Persoalannya, bersedia dan beranikah orangtua (baca: orang dewasa) memberikan tugas dan kepercayaan kepada anak-anak? Sebab, dunia orangtua lebih sering memandang dan mempersepsikan dunia anak-anak sebagai sebuah dunia lain dimana mereka dipandang belum mampu untuk berbuat sesuatu dan bertanggungjawab terhadap hal tersebut. Pola pikir seperti ini masih banyak dianut oleh para orangtua, bahkan dalam mendidik anak-anak mereka sendiri. Akibatnya, banyak anak-anak kita yang tidak memahami arti tanggung jawab, bahkan terhadap dirinya sendiri.

Bahkan, semenjak persiapan (mulai dari menimbang gula, membuat kupon dan membagi kupon kepada masyarakat sampai meminjam kursi kepada pengurus KK LPMD) sudah dilakukan mereka sendiri, tanpa ada campur tangan dari kami, para pengelola. Mereka, anak-anak itu, dapat menjalankan tugasnya dengan baik, tidak kalah dengan orangtua. Mereka sudah berbagi tugasnya masing-masing. Mereka, layaknya orang dewasa, juga sudah tahu tanggung jawabnya masing-masing. Termasuk tanggung jawab membersihkan teras rumah yang jadi tempat persiapan selama 3 sore itu. Ternyata, anak-anak itu bisa dan mampu!

Belum usai aku termenung, terdengar ucapan salam dari serombongan anak putri. Anak-anak usia 8 tahun - 14 tahun ini datang beramai-ramai ke Sanggar dengan tugas sebagai penjaga meja. Ayu, Devi, Vera, Meli, Amel, Arni, Septi, Resti, Kharisma, Ana, Irma, Beti, Islah, Piyar, Irsa, Bela, Wulan, Shakira, langsung mempersiapkan segala sesuatu di meja masing-masing. Sedangkan tugas Wahyu, Sandi, Endrat, Adit, Eka, Hadi, Amar, Rizki, Fadlan, Reza, bertugas mengontrol stok barang di masing-masing meja untuk diisi jika sudah menipis. Adapun untuk anak Sanggar usia 15 tahun - 16 tahun, seperti Rani, Bayu, Nanang, Agus BS, Agus Mb, Dedek, Firman dan Sariyono, bertugas mengawasi secara keseluruhan.

Gerimispun benar-benar telah menghilang. Meski pasar murah baru akan dibuka pukul 10.00 wib, namun sejak pukul 09.30 wib sudah terlihat warga masyarakat mulai datang. Mereka mulai terlihat asik memilih baju yang nanti akan dibeli atau sekedar duduk-duduk di kursi yang sudah disediakan. Saat jam sudah menunjukkan pukul 10.00 wib, pasar murah pun resmi dimulai. Suasana ramai dan meriah layaknya sebuah pasar pun tercipta. Tak jarang para penjaga meja bertanya sambil berteriak kepada anak sanggar yang lebih tua: "iki susuk-e piro yo?"

Akhirnya, saat jarum jam menunjukkan pukul 13.00 wib pasar murah diakhiri. Sejumlah 180 paket sembako seharga Rp. 12.000,- (gula pasir 1 kg, minyak goreng 1/4 liter, dan 3 buah mie instan) diambil semuanya oleh penerima kupon, sedangkan warga masyarakat yang tidak menerima kupon membeli produk sembako sejumlah 5 karung gula pasir (dijual dengan harga Rp. 9.000/kg), 5 dos minyak goreng 1/4 liter (Rp. 2.500/plastik), 2 dos minyak goreng 1/5 liter (Rp. 5.000/plastik), 15 dos mie instan (Rp. 1.000/biji), 2 dos sabun cuci piring (Rp. 1.000/3 biji), 1 dos deterjen (Rp. 1.000/3 biji). Sedangkan pakaian pantas pakai yang dijual per biji mulai Rp. 2.000 - Rp. 5.000, berhasil meraih uang sebesar Rp. 379.000,-.

Meskipun tampak wajah-wajah lelah, tetapi dari sorot mata anak-anak terlihat kegembiraan yang luar biasa. "Capai banget, ning seneng poll," ujar mereka ketika saya tanya bagaimana perasaannya. Kemudian Devi bercerita kalau para ibu menghendaki diadakan lagi, sebab harganya benar-benar murah. "Regane murah, sak ngisore rego kulakan," ceritanya yang diamini anak-anak sanggar yang lain.

Kemudian anak-anak pulang setelah membereskan segala sesuatunya dan menyantap makan siang yang sudah disediakan oleh Rani dan Mbak Lilik. Kami melepas mereka dengan seulas senyum: terma kasih anak-anak...kalian telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kami, para orangtua.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...